Racikan tanah untuk menanam santigi

Santigi merupakan salah satu bahan bonsai yang memilki karakter batang dan daun yang cukup unik. Sehingga tak salah bila jenis tumbuhan ini selalu masuk dalam katagori tanaman yang selalu di hunting. Selain bentuk batang dan daun yang unik, bonsai santigi juga memiliki karakter akar yang memang eksotis, dan keras. Berbeda dengan tumbuhan lain yang ketika lapuk maka akan sulit membuat sisa-sisa tumbuhnya bertahan. 

Si santigi ini memiliki karakter kayu yang keras, sehingga meskipun sudah lapuk dan di makan oleh pengurai tetapi sisa-sisa tumbuhnya masih bisa di eksplorasi, Inilah nilai lebih dari santigi.

Sayang nya santigi ini tumbuh di sekitar tepian pantai, struktur tanah berpasir ditepi pantai merupakan habitat asli santigi. Yang menjadi permasalahan adalah, disaat santigi ditanam dirumah menggunakan tanah biasa. Si santigi sangat sulit untuk hidup, bahkan kadang kala mati begitu saja.

Terkait hal tersebut yang perlu kita lakukan adalah dengan cara membuat racikan tanah khusus untuk cantigi.



Cara meracik tanah untuk santigi
Untuk memperbaiki struktur tanah pasir yang mudah kering dan kurang subur itu diperlukan penambahan bahan organik. Bahan organik bisa berupa pupuk kandang, kompos, atau gambut, berperan sebagai pengikat butiran-butiran pasir yang semula bercerai-berai, agar menggumpal menjadi gumpalan yang lebih besar. Struktur tanah lalu menjadi beremah-remah. Bahan organik juga berperan sebagai penyerap air, sehingga daya simpan air dari tanah pasir itu bisa meningkat.




Pupuk kandang atau kompos sebaiknya dipilih yang telah matang. Ciri-ciri pupuk kandang atau kompos matang menurut ketua Kelompok Peneliti Pengendalian Erosi di Puslittan, Bogor, adalah berwarna hitam, tidak berbau, dan beremah-remah.

Bila yang akan ditambahkan itu gambut, hendaknya gambut yang masih setengah matang. Gambut setengah matang menurut Ka Sub-Pengolahan Air, Puslittan, Bogor, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : kalau diperas atau diremas, maka serpihan-serpihan gambut yang keluar melalui sela-sela jari jumlahnya tidak begitu banyak.

Cara pemberian bahan organik pada tanah pasir prinsipnya tidak berbeda dengan pemberian bahan organik pada tanah liat. Dosisnya pun tidak jauh berbeda, yaitu minimal 20 ton/ha. Atau kalau tanah itu bakal pengisi pot, perbandingan antara tanah dengan bahan organik sebesar 2 : 1. Bahan organik itu dicampur rata dengan tanah.

Penyiraman Lebih Teratur
Selain pemberian bahan organik, ada hal lain yang juga perlu diperhatikan, kalau kita hendak menggunakan tanah pasir sebagai media tanam. Mengingat sifatnya yang mudah kering, maka tanah perlu penyiraman yang lebih teratur. 

Penyiraman pada musim kemarau terpaksa lebih sering (misalnya 2 – 3 kali sehari) daripada pada musim hujan (misalnya 1 kali sehari). Penyiraman tanah di kebun bisa dengan percikan air melalui selang. Sedangkan penyiraman tanah dalam pot, boleh dengan gembor. Kalau tanah sudah terlihat kering, tibalah waktunya menyiram.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar