Kompos

Pengertian Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik (tanaman maupun hewan). 

Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. 

Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian.

Proses pembuatan kompos sebenarnya meniru proses terbentuknya humus di alam. 

Namun dengan cara rekayasa kondisi lingkungan, Kompos dapat dipercepat proses pembuatan nya, yaitu hanya dalam jangka waktu 30-90 hari. 

Waktu ini melebihi kecepatan terbentuknya humus secara alami. Oleh karena itu, kompos selalu tersedia sewaktu-waktu diperlukan tanpa harus menunggu bertahun-tahun lamanya.

tanah kompos

Kompos dibuat dengan campur tangan manusia yaitu fermentasi bahan-bahan organik oleh sejumlah mikroba dalam lingkungan yang hangat, basah dan ber oksigen dengan hasil berupa humus.

Ada satu hal yang perlu dicamkan baik-baik mengenai kompos, bahwa ia bukan pupuk kandang, bukan pupuk daun, bukan sampah dan yang pasti pula bukan pupuk kimia. 

Banyak produk di pasaran yang di beri merk kompos pupuk alami yang masih banyak mengandung sampah, kotoran hewan dan dedaunan ringan. 

Hal ini sangatlah kurang baik untuk tumbuhan kesayangan kita.

Kompos menetap dalam tanah tidak terbawa air dikarenakan sifat kompos yang tidak larut dalam air dimana akar-akar tanaman menyerap hara pada koloid-koloid yang terbentuk selama proses pengomposan. 

Sehingga kandungan hara yang terkandung dalam kompos dapat menetap dalam tanah sampai bertahun-tahun tergantung dari penghisapan hara oleh tanaman.

Tanah bila menggunakan kompos semakin lama akan semakin gembur, subur dan kaya akan mikroba yang berguna bagi tanah itu sendiri, faktor kegemburan tanah dan kesuburan tanah merupakan faktor penting dalam kontinuitas pemakaian lahan, intensifikasi tanaman menjadi baik karena tidak ada dampak negatif dari penggunaan kompos.

Bahan organik alami yang jumlahnya kira-kira sepertiga dari seluruh bahan organik tumbuh –tumbuhan yang ada di dunia ini akan membentuk kira-kira 60% dari seluruh bahan apabila di daur ulang. 

Kalau di biarkan akan menimbulkan jumlah yang sangat besar. Untuk meningkatkan produktivitas nya perlu adanya usaha untuk mendaur ulang, salah satu caranya adalah dengan pengomposan.

Pengomposan adalah proses pengubahan bahan limbah organik oleh jasad renik secara konstan oleh aktivitas dari suatu suksesi berbagai jenis jasad renik, yang masing-masing memiliki kondisi tertentu dengan waktu yang relatif terbatas. 

Bahan berubah menjadi kompos yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah. Jadi kompos adalah produk hasil fermentasi bahan-bahan organik oleh sejumlah jasad renik dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir berupa humus, maka kompos sebagai salah satu pupuk alam akan merupakan bahan substitusi yang penting terhadap pupuk kandang dan pupuk hijau. 

Selain itu pupuk kandang di beberapa daerah, khususnya di kawasan lahan kering sulit di dapat, karena masih kurangnya petani yang memelihara ternak. 

Terlebih lagi adanya kenyataan bahwa penanaman pupuk hijau semakin langka dan semakin meningkatnya pemakaian pupuk buatan, terutama lahan yang di usahakan secara intensif, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Cara membuat kompos metode aerob
Proses pembuatan kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. 

Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebong pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang mengandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk.

Cara membuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari. Perlu ketelatenan lebih untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. 

Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menstabilkan suhu dan kelembaban nya. Berikut ini cara membuat kompos aerob:

  • Siapkan lahan seluas 10 meter persegi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila tempat pengomposan diberi peneduh untuk menghindari hujan.
  • Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.
  • Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. 
  • Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
  • Masukan bahan organik yang sudah di cacah ke dalam bak kayu, kemudian padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
  • Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter mikro organisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, tinggikan bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.
  • Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena berpotensi membunuh mikro organisme pengurai kompos. Apabila mikro organisme dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matang nya.
  • Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikro organisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.
  • Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpukan kompos berpindah ke sampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali sampai proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.
  • Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.
  • Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang di cirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.
  • Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar bisa disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di kemas dalam karung. Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.

Ciri-Ciri Kompos yang baik
1. Kompos yang matang.
Tidak berbau
Berwarna coklat ke hitam-hitaman.
Tidak larut dalam air, karena kompos berbentuk koloid.

2. Test Kematangan Kompos.
Sediakan air bersih dalam suatu wadah yang transparan.
Masukan sedikit kompos ke dalamnya dan di kocok merata.
Biarkan beberapa saat.

Apabila dalam beberapa menit air dalam gelas jernih kembali, maka kompos tersebut sudah matang. Apabila tetap keruh, maka kompos belum terbentuk, terhadap kompos ini diperlukan perlakuan ulang.

semoga bermanfaat ya

No comments:

Post a Comment